Senin, 05 September 2016

IMAJINASI SAYA

HALLO READERS SEKALIAN..
JUMPA LAGI DENGAN SAYA :)
KALI INI SAYA AKAN MENUNJUKAN HASIL KEGIATAN SBK YAITU MEMBUAT NASKAH DRAMA THEATER.
CERITA INI ADALAH HASIL FANTASI SAYA, MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA, CERITA ATAU TEMPAT. 
SELAMAT MEMBACA !!   


TEKS NARASI 
Pada zaman dahulu, di suatu Istana besar yang dipimpin oleh Raja yang bijaksana, hiduplah seorang Putri cantik. Pada saat umurnya 17 tahun, Ia di minta untuk menikah dengan seorang pangeran tetapi Ia menolak pernikahan tersebut dan memilih untuk menikahi orang lain.





PRINCESS HEART CHOICE

              Pada zaman dahulu, di suatu Istana besar yang dipimpin oleh Raja yang bijaksana, hiduplah seorang Putri cantik yang terkenal dengan kebaikan hatinya yang bernama Putri Liora. Ia tinggal bersama Ayah dan pelayan – pelayan Istana, karena Sang Ibu Puteri telah meninggal saat sang puteri masih berumur 7 tahun, peristiwa itu pun sudah berlalu selama 10 tahun hingga sang Putri sekarang berumur 17 tahun.
             






             Pada suatu hari, sang puteri ditugaskan menggantikan Ayahnya Sang Raja berkunjung ke desa selama 3 hari. Putri pun dengan senang hati menerima tugas tersebut. Lalu berangkatlah putri dan beberapa pengawalnya ke desa. Sampai disana penduduknya pun telah menyambut dengan penuh gembira.
Rakyat           : “Selamat Datang Putri, semoga tempat ini nyaman bagi Tuan Putri !” (sambil  menunduk)
Putri   :”Terima Kasih rakyat tercinta, saya mudah menyesuaikan diri dan semoga kalian senang dengan kedatangan saya disini” (sambil senyum ramah dan berwibawa)

             Salah satu perwakilan penduduk tersebut menghampiri sang putri.
Mika   :”Permisi Tuan Putri, saya yang akan menjadi pemandu putri selama anda disini”
Putri   :”Terima kasih banyak”
Mika   :”Sekarang saya akan mengantar Tuan Putri ke tempat tinggal Tuan Putri selama disini”
Putri   :”Baiklah”

            Mereka pun berangkat menuju tempat tinggal Putri selama di Desa. Penduduk pun mulai melakukan aktivitas yang tadi tertunda. Akhirnya mereka sampai di sebah rumah kecil yang terkesan rapi. Putri pun terlihat senang.

Putri   :”Rumah yang indah, aku berharap bisa betah disini” (dengan bahasa santai, tidak formal)
Mika   :”Ini adalah tempat tinggal Tuan Putri, semoga anda senang” (sambil menunduk)
Putri   :”Terima Kasih … Emm.. Omong- omong nama kamu siapa ya? Kamu belum memperkenalkan diri”
Mika   :”Maafkan saya Tuan Putri, panggil saja saya Mika”
Putri   :”Senang bertemu denganmu Mika, oh iya mulai besok kamu bicara denganku jangan dengan bahasa yang formal, kita akan sering bertemu jadi menggnakan bahasa sehari – hari saja. Sampai jumpa besok”
Mika   :”Baiklah Tuan Putri”

            Akhirnya Putri pun masuk ke rumah tersebut, para pengawal pun berjaga di sekitar rumah putri, Mika pun pergi. Perjalanan Putri pun akan dimulai.
            Keesokan harinya, Mika telah bersiap di gerbang depan rumah putri, sang putri pun segera keluar dan menyapa Mika.

Putri   :”Selamat  Pagi, Mika. Ayo segera berangkat”
Mika   :”Baiklah Putri. Aku akan menunjukan tempat – tempat yang mungkin sudah rusak dan kharap Putri bisa membantu”
Putri   :”Tentu saja”

            Mereka pun berangkat berkeliling, hingga sore pun tiba dan mereka pulang.
            Kesokan harinya pun berjalan seperti kemarin, Putri sangat senang bisa jalan – jalan bebas tidak terbebani masalah istana. Putri pun mulai menyukai tempat ini dan juga Mika, karena menurut Putri, Mika sangat sederhana dan baik.

            Sementara Ayahnya, Sang Raja sibuk mengurusi urusan istana. Ia berniat menikahkan Putrinya dengan Pangeran Philip dari Negeri sebrang untuk menjalin hubungan antar kerajaan dengan baik, tetapi sang putri tidak mengetahui hal tersebut.

            Tibalah hari terakhir Putri di Desa, dan besok ia harus pulang kembali ke kerajaan. Dan hari ini Putri berharap ada sesuatu yang menarik sebelum ia pulang. Seperti biasa, Mika telah mennggu sang putri di depan pagar.

Putri   :”Pagi, Mika. Ayo berangkat! Emm.. tunggu dulu sebaiknya kalian tidak usah ikut” (sambil menunjuk para pengawal)
Pengawal :”Tapi Putri, bagaimana jika terjadi sesuatu?” (bingung)
Putri   :”Tidak akan terjadi apa – apa, percayalah pada Mika butkinya dari kemarin kita cuma jalan – jalan. Sebaiknya kalian siap – siap saja karena besok kita akan pulang” (sambil tersenyum senang)
Pengawal :”Baiklah Putri, berhati – hatilah” (sambil hormat)
            Lalu Putri dan Mika pun segera pergi. Mika akan mengajak Putri ke tempat biasa dia menyendiri di tengah hutan.
Mika   :”Putri, mau aku ajak ke tempat yang pemandangannya bagus tidak?”
Putri   :”Tentu saja dong. Masa aku kesini cuma melihat – melihat rumah?” (sambil sedikit tertawa)
Mika   :”Baiklah, jangan jauh – jauh dari aku yaa.. “
Putri   :”Aku tidak akan jauh dari kamu, Mika” (menggandeng tangan Mika)
Mika   : (Malu – malu tapi mau :v)

            Setelah berjalan agak lama mereka pun sampai. Tempatnya berupa danau yang bening dan sunyi, cukup tenang untuk membuat hati tenang. Pemandangannya pun sangat indah. Putri pun sangat senang.

Mika   :”Ini dia tempatnya. Bagaimana? Keren kan? Ini aku yang menemukannya pertama kali dan hanya Putri yang aku ajak ke sini”
Putri   :”Wooww.. kamu keren sekali Mika” (sangat senang, menikmati pemandangan dan kesunyian)
Mika   :”Putri mau duduk, tidak? Atau hanya berdiri? Atau mau kejar – kejaran nih?” (menggoda)
Putri   :”Maunya …..kepooo” (sambil berlari dan ngeledek)
Mika   :”Awas saja Putri kalau tertangkap aku akan ceburin ke danau” (sambil tertawa)

            Akhirnya mereka pun menghabiskan waktu di sana seharian dengan, bermain, bercerita, dan bersantai menikmati kesunyian. Waktu cepat berlalu hingga malam pun akan tiba, akhirnya mereka bergegas pulang.
            Saat mereka sampai sambil bersenda – gurau, para pengawal sudah menunggu dan menghampiri Putri.

Pengawal :”Putri kemana saja, kenapa malam begini baru sampai rumah? Tadi saya berkeliling desa saya tidak menemukan anda. Bahkan penduduk sini tidak ada yang tahu Putri dimana?
Mika   :”Tenang, Paman, Putri selalu aman bila bersama Mika” (sok kegantengan)
Putri   : (tertawa terbahak – bahak ) “tahu gombal juga kamu, Mik”

            Akhirnya berakhir sudah hari ke -3 Putri di Desa. Paginya, Ia harus kembali ke istana.
            Pagi pun tiba Putri pun berangkat menuju istana. Tiba – tiba, Mika berlari menghampiri Putri yang akan menaiki kereta kuda, ternyata ia datang untuk member Putri kenang – kenangan.

Mika   :”Putri, tunggu dulu! Ini ada hadiah buat kamu, ini aku buat saat kita ke danau kemarin” (sambil memberikan kalung dengan liontin batu putih berbentuk hati)
Putri   :”Terima Kasih Banyak, Mika. Aku berharap bisa bertemu kamu lagi” (naik kereta kuda) (melambaikan tangan)

            Akhirnya Putri kembali ke Istana dengan selamat. Turun dari kereta kuda, sang putri pun di sambut oleh Ayahnya, Sang Raja dan Pangeran Philip. Putri pun segera turun dan memeluk Ayahnya.

Raja    :”Wahh.. segitu kangennya anak ayah yang tidak ketemu selama 3 hari” (sedikit tertawa)
Putri   :”Ayah bisa saja menggodaku” (dibalas dengan tertawa) “Ini siapa, yah?” (melihat philip)
Pangeran :”Aku adalah Pangeran Philip dari Negeri Sebrang, dan aku adalah calon suamimu” (sambil berjabat tangan dengan Putri)
Putri   :”Yang benar saja, aku tidak mau menikah saat ini. Ayah tolong jelaskan pada dia!” (kaget, bingung)
Raja    :”Tunggu dulu anakku, dia benar, ayah yang memintanya untuk melamarmu, karena dia orang yang baik dan bijaksana”
Putri   :”Aku tidak mau, Ayah. Aku hanya mau menikah dengan pilihan hatiku sendiri” (berlari menuju kamar)
            Raja pun tidak enak dengan sikap Putri terhadap pangeran tadi. Ia pun meminta maaf.
Raja    :”Maafkan, Putriku tadi, mungkin dia lelah setelah pergi jauh”
Pangeran :”Tidak apa – apa, Yang Mulia. Saya bisa memakluminya” (sambil menunduk)

            Akhirnya pun semuanya kembali ke dalam istana. Sementara itu, Putri mengurung dirinya di kamar sampai pagi. Ia masih kesal terhadap Ayahnya. Sang Ayah sudah mempersiapkan pernikahannya 1 minggu lagi, sementara sang Putri hanya bisa patuh pada Ayahnya.

            3 hari sebelum pernikahan putri dan pangeran, sang putri meminta ijin Ayahnya untuk kembali ke Desa, ia ingin bertemu dengan Mika. Raja pun member ijin karena menurutnya Ia telah memaksa putrinya sendiri.
            
            Putri pun berangkat dan akhirnya sampai, Ia pun langsung menuju danau yang ada di tengah hutan, tempat dimana Mika suka menyendiri. Benar apa yang Putri pikirkan, Mika pun ada disana sedang tertidur di rermputan. Putri pun menghampiri Mika.

Putri   :”Mika, banguunn.. Aku kangen sekali denganmu. Aku ingin tinggal di Desa saja, aku tidak ingin tinggal di Istana” (dengan raut sedih)
Mika   : (kaget, bangun) “Lohh.. Putri kenapa bisa ada disini? Kenapa Putri jadi sedih begini? Ada apa?

            Putri pun menceritakan semua yang dialaminya selama di Istana saat kembali dari Desa.

Mika   :”Kenapa kamu tidak ingin menikah dengan Pangeran? Pangeran kaan sudah pasti tampan, gagah, keren, kaya, tidak seperti aku ini yang kumuh”
Putri   :”Tidak bisa Mika. Aku sudah terlanjur mencintai seseorang!” (melamun)
Mika   :”Siapa itu?” (penasaran)
Putri   :”Orang disebelahku!” (jawab spontan)
Mika   :”Benarkah Putri menyukaiku ini? Apa Putri tidak salah orang?” (kaget)
Putri   :”Barusan aku ngomong apaan?” (malu berat, salting, pipinya merah)
Mika   : (tertawa melihat tingkah Putri) (mendekati Putri dan berbisik) “I LOVE YOU, TOO, PRINCESS”
  
            Kejadian mengutarakan perasaan pun terjadi disana. Mereka pun bersenang – senang disana hingga sampai waktunya Putri kembali ke Istana.
            Hari demi hari terlewati hingga tiba waktunya Putri dan Pangeran menikah. Pesta Pernikahan itu pun akan di gelar secara mewah dan megah, di undang untuk semua warga desa di sekitar Istana. Para prajurit pun segera menuju desa dan memberitakan kabar gembira tersebut.

Prajurit          :”Saudara – saudara sekalian, kami datang kesini untuk menyampaikan berita bahagia dari Istana. Besok Putri Liora akan menikah dengan Pangeran Philip dari negri sebrang. Dengan ini, Yang Mulia Raja mengundang seluruh rakyat datang ke Pesta yang berbahagia ini.”

            Keesokan Harinya, tiba saatnya hari pernikahan tersebut. Putri masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia akan menikah, Ia berharap bisa menikah dengan pilihan hatinya. Putri pun segera bersiap karena pernikahannya akan segera dimulai.

            Suasana sekitar Istana sangat meriah, mulai di padati oleh rakyat yang bersukacita. Mika pun hadir ke Gereja untuk melihat Putri terakhir kalinya, pikirnya. Putri pun akhirnya sampai di depan Gereja untuk Resepsi Pernikahan, Ia pun melihat Mika yang tersenyum miris kepadanya. Sang Putri pun memasuki  Gereja dengan di damping Ayahnya. Sang Pangeran pun telah siap di depan altar dengan pastor. Upacara Resepsi pun Dimulai.

Pastor            :”Besediakah Saudara Pangeran Philip menikah dengan Putri Liora dalam suka maupun duka?”
Pangeran:”Ya saya bersedia”
Pastor            :” Besediakah Saudari Putri Liora menikah dengan Pangeran Philip dalam suka maupun duka?”
Putri   :”Maaf, saya tidak bisa menikah dengan anda, Pangeran. Saya tidak mencintai anda, saya telah mencintai orang lain. Maafkan aku, Ayah tidak bisa mematuhi perintah” (sambil menangis)

            Semua orang yang menyaksikan hal tersebut kaget karena Putri menolak Pangeran. Mika melihat hal tersebut langsung menghampiri Putri di altar.

Mika   :”Kenapa kamu seperti ini, sebelumnya kamu selalu bahagia kok. Jangan mempermalukan dirimu sendiri, kamu disaksikan oleh rakyatmu sendiri.”(sambil memegang pundak Putri)
Putri   :”Aku tidak ingin melihat orang lain sakit hati karena diriku yang tidak bisa mencintai sepenuh hati. Aku hanya akan menikah dengan orang yang mencintaiku dan aku mencintainya, karena cinta tidak bisa dipaksakan.”

            Semuanya pun hanya bisa terheran – heran. Hingga akhirnya sang Raja tidak bisa melihat Putrinya itu terus bersedih. Ia pun menghampiri Putrinya.

Raja    :”Nak, jika dia lah yang membuatmu bahagia menikahlah dengan dia. Jika kamu berjanji pada Ayah untuk tidak bersedih seperti tadi!”
Putri   :”Terima Kasih, Ayah. Aku tau Ayah lah yang paling tau tentang aku, dan aku akan berjanji selalu bahagia” (memeluk ayahnya)
Mika   :”Apakah benar yang di katakan Yang Mulia tadi?” (terheran)
Raja    :”Kapan saya berbohong kepadamu, nak? Kuserahkan Putri kesayanganku kepadamu. Dan kepada Philip saya minta maaf sebesar – besarnya.”
Mika   :”Terima Kasih Yang Mulia” (sambil menunduk)
Pangeran :”Tidak masalah, Yang Mulia. Saya pun sama seperti Liora, sebenarnya saya juga tidak ingin menikah sekarang, saya ingin melanjutkan berlajar ke jenjang yang lebih tinggi”
Raja    :”Baguslah, Kejar Cita – citamu itu! Pastor mohon maaf, bisa kita mengulangi resepsi nya lagi?”
Pastor            :”Baik, Yang Mulia”
            Upacara resepsi pun diulangi dengan pasangan Putri kali ini adalah Mika.
Pastor            :”Besediakah Saudara Mika menikah dengan Saudari Putri Liora dalam suka maupun duka?”
Mika   :”Ya saya bersedia” (senyum gembira)
Pastor            :”Besediakah Saudari Putri Liora menikah dengan Saudara Mika dalam suka maupun duka?”
Putri   :”Ya saya bersedia!” (senyum gembira)
Pastor            :”Kalau begitu pasangkanlah cincin ini pada jari manis pasangan kalian”

            Mereka pun memasangkan cincin tersebut.

Pastor            :”Dengan demikian kalian resmi menjadi suami dan istri!”

            Semua rakyat bersorak –sorak  bergembira, Pesta pun di gelar besar – besaran. Putri dan Mika pun sangat gembira, hari itu merupakan hari bersejarah bagi seluruh rakyat istana. 
            Hari itu pesta merupakan pesta yang panjang, dari pagi hingga malam.
            Dan akhirnya Mika dan Putri Liora pun hidup bahagia di Istana selamanya.

                                                                   THE END

thank you for reading all.. 
see you next time !
arigato-gozaimaz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar